sistem Pengapian (Ignition
System)
Motor pembakaran dalam ( internal
combustion engine ) menghasilan tenaga dengan jalan membakar cmpuran udara dan
bahan bakar di dalam silinder . Pada motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi
diperlukan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan
oleh tork di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan
dengan tekanan yang tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar
disemprotkan ke dala silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor
bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus
tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian pada auto mobil
berfungsi unuk menaikkan tegangan bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan
mempergunakan ignition col dan kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut
ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan
didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem pengapian berfungsi untuk
membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah
kompresi. Sistem pengapian yang digunakan
adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan
tenaga listrik sebagai pemercik api.
Komponen
sistim pengapian
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik
Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan
menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil.
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
Ignition Coil / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Ignition Coil berfungsi untuk
merubah arus listrik 12V yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (
10 KV atau lebih ) untuk mengahasilkan oncatan bunag api yang kuat pada celah
busi.Pada ignition coil , kumparan primer dan sekunder di gulung pada inti
besi. Kumparan – kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari
baterai menjadi tegangan yang sanagt tinggi dengan cara induksi elektomagnet.
•
Kumparan Primer .
-
Menciptakan medan magnet
-
Penampang kawatnya besar
-
Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
•
Kumparan Sekunder.
- Merubah
induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang
kawat kecil
- Jumlah
gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
Ignition coil with resistor
Fungsi
resistor :
Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin
tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer.
Ada 2 type
resistor :
- External resistor
- Internal resistor
Resistor
Fungsi resistor :
Koil tanpa
rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama
agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan
magnet.
Koil yang
dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih
kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk
pembentukan medan magnet.
Kontak pemutus ( platina /
breaker point )
Fungsi :
Untuk
memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi
tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Kontak
pemutus ( platina / breaker point )
Sudut pengapian :
· Sudut putar cam distributor saat kontak pemutus
mulai membuka 1 sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan cam
berikutnya 2
·
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai
mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )
Sudut
dweel ( dweel angle )
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada
saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( B )
Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
• Celah platina kecil
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
Condensor
Fungsi
condenser :
Mencegah
terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus
induksi
Governor advancer
Fungsi :
Untuk
memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin
Distributor
Cam (nok)
Membuka breaker
point ( platina ) pada sudut crankshaft ( poros engkol) yang tepat untuk
masing-masing silinder
Breaker point
Memutuskan
arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk
menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan (
cara ) induksi magnet listrik ( electromagnetic sistem ).
Capasitor / Condensor
Menyerap loncatan bunga api
yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk
menaikkan tegangan coil sekunder.
Centrifugal Governor Advancer
Untuk
memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
Vacuum Advancer
Memajukan
saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
Rotor
Membagikan
arus listrik tegangan tinggi yang diahasilkan oleh ignition coil ke tiap – tiap
busi.
Distributor Cap
Membagikan
arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tingi untuk
masing-masing silinder.
Busi / sprak plug
Arus listrik
tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga apidengan temperature timggi
diantara elektroda tenagh dan masa dari busi untuk menyalakan campuran udara
bahan bakar yang telah di kompresikan. Meskipun konstruksi dari busi
sederhana,tetapi busi tersebut beroperasi pada kondisi yamg sangat berat.
Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 200 derajat celcius selama
langkah pembakaran, Tetapi kemudian akan turun drastis pada langakah hisa karena didinginkan
olaeh campuran bahan bakar dan udara . Perubahan sanagt cepat dari panas ke
dingin tersebut terjadi berulang-ulangkal pada saat dua putaran poros engkol.
Nilai panas Busi :
Suatu index
( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi
Busi panas :
Busi yang
relatif sulit untuk membuang panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang
dengan cepat sekali membuang panas
Kondisisi
busi
Kondisi Normal :
•
Isolator berwarna kuning atau coklat muda
•
Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu )
Kondisi Terbakar :
•
Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel
kecil mengkilap yang menempel
•
Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
•
Campuran terlalu kurus
•
Knocking
•
Saat pengapian terlalu awal
•
Type busi terlalu panas
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat
kotor, warna coklat oli mesin
Penyebab :
•
Ring piston aus
•
Bush penghantar katup / katup aus
•
Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah
busi berkerak jelaga
Penyebab :
•
Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
•
Type busi terlalu dingin
Sistem starter
Pada motor starter umumnya
dipergunakan elektromagnetik, yang terjadi pada field coil yang dirangkai
secara seri dengan armature.
Karakteristik motor starter
• Makin besar arus yang dipergunakan motor, makin besar
torsi yang dibangkitkan
•
Makin cepat berputarnya motor, makin besar gaya elektromotive yang
dibangkitkan armature, tetapi semakin kecil arus yang mengalir.
Motor starter
konvensional
Terdiri dari :
• Yoke
: untuk menopang pole core.
• Pole core : untuk
menopang field dan memperkuat medan magnet.
• Field coil : untuk
membangkitkan medan magnet.
Armature
Fungsi dari armature adalah untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik ( gerak putar ).
Brush holder dan brush negatif
Fungsi :
•
Sebagai pemegang brush.
•
Brush negatif untuk meneruskan arus dari armature koil ke massa.
Starter clutch ( overrunning
clutch )
Fungsi :
•
Meneruskan putaran armature ke ring gear flywheel.
•
Mencegah terjadinya perpindahan putaran dari mesin ke armature
Cara kerja starter clutch (
overrunning clutch )
Pada saat start :
Jika outer
race berputar lebih cepat dari inner race, maka roller akan terdorong oleh
pegas ke sisi yang sempit, akibatnya inner race ikut berputar.
Setelah mesin hidup :
Jika inner
race berputar lebih cepat dari outer race ( karena terbawa oleh putaran fly
wheel ), roller akan terbawa ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ),
akibatnya inner race tidak berhubungan dengan outer race.
Magnetic switch
Fungsi :
• Mendorong pinion gear agar dapat berhubungan dengan fly wheel dan memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor
stater.
Klasifikasi Motor Bakar
Motor Bakar
Motor bakar adalah
suatu pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi
panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar
pada motor itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini
(proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu:
-
motor pembakaran luar dan
-
motor pembakaran dalam.
Jenis
|
Jenis bahan bakar
|
Gerak
|
Daya
Mesin*
|
Penggunaannya
yang khas
|
Status
(Tahun 1970)
|
Motor pembakaran dalam (‘internal
combustion engine)
|
Motor bensin
|
Translasi,rotasi (motor wingkel)
|
K&S
|
Kendaraan darat,
Kapal laut kecil, industri,pesawat
terbang
|
Aktif
|
Motor solar
|
Translasi
|
K&S
|
Kendaraan darat, industri,Lokomotif,
Kapal laut, Pusat tenaga listrik
|
Aktif
|
Motor gas
|
Translasi
|
K&S
|
Industr,pusat tenaga listrik
|
Aktif
|
Turbin gas
|
Rotasi
|
S&B
|
Pusat tenaga
lisrtik,pesawat terbang
|
Aktif
|
Propulsi pancar gas
|
Rotasi
|
S&B
|
Pesawat terbang
|
Aktif
|
Keterangan :
*K =
Kecil,di bawah 1000 kW
S =
Sedang,antara 1000. 10 000 kW
B
= Besar, di atas 10 000 kW
1. Motor
pembakaran dalam
Pada
motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam motor
itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi
tenaga mekanik.
A Prinsip
Kerja Motor Otto
Pada
motor otto, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini
selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor
bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Campuran
udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan
oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan
terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak
turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran,
maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila
batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik
menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini
akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa
pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk
menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap.
Kerja
periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke
dalam silinder, sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa
pembakaran dari dalam silinder inilah yang disebut dengan “siklus motor”.
Pada
motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar 2
tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak
atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan
satu siklus hanya memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
1. Motor
Otto 4 Langkah
Torak
bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik
tertinggi yang dicapai oleh torak tersebut disebut titik mati atas (TMA) dan
titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan dari TMA ke TMB disebut
langkah torak (stroke). Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu
gerakan yaitu langkah penghisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah
pembuangan.
2. Motor
Otto 2 Langkah
Setelah
kita mengetahui langkah kerja motor bensin 4 tak, kali ini kita akan
membahas langkah kerja motor bensin 2 tak. Jadi dalam motor bensin 2 tak,
piston melakukan 2 kali langkah kerja dalam 1 kali langkah usaha.
B.
Prinsip Kerja Motor Diesel
Pada
motor diesel, solar dibakar oleh panas udara yang bertekanan tinggi. Energy ini
selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik.prinsip kerja motor
diesel dapat dijelaskan sebagai berikut: udara di isap masuk ke dalam
silinder,dimampatkan oleh gerak naik turun torak, karena udara bertekanan sudah
menghasilkan panas yang tinggi, bahan bakar dapat terbakar dengan menginjeksikannya
keudara yang didalam silinder.yang mana dengan terbakarnya gas gas akan
mempertinggi suhu dan tekanan. maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan
torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk
merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan
batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol.
BAGIAN – BAGIAN UTAMA MOTOR BAKAR
(BAGIAN YANG BERGERAK ( DINAMIS))
Bagian
komponen utama motor bakar yang dinamis adalah bagian komponen yang melakukan
gerakan mekanik yang berupa gerakan translasi mapun rotasi dimana gerakan ini
timbul dari hasil reaksi pembakaran dalam silinder kerja. Bagian komponen utama
motor yang dinamis ini berlaku dalam semua pesawat kerja.. Adapun bagian
komponen utama motor bakar yang dinamis ini antara lain :
1.
Torak
Torak bergerak naik
turun didalam silinder untuk langkah hisap, kompressi, pembakaran, dan
pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan
tekanan untuk memutarkan poros engkol melalui batang torak ( connetcting rod ).
Torak terus menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga
hartus dapat tahan saat engine beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode
yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan alumunium, selain lebih
ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan material lainya.
Pada saat torak
menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan
bertmbah. Hal ini menyabakan adanya gaya gesek besar yang dapat merusak dinding
silinder sehingga kinerja engine menjadi berkurang dan menyebabkan over
heating. Untuk mencegah hal ini pada engine harus ada semacam celah yaitu jarak
yang tersedia untuk temperatur ruang yaitu kurang lebih 25º antara torak dan
silinder. Jarak ini disebut piston clearance.celah ini bervariasi dan ini
tergantung dari model enginenya, dan pda umumnya antara 0,02-0,12 mm.
Pada torak terdapat
pegas torak ( ring piston ) yang dipasang dalam alur ring ( ring groove ) pada
torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar dibanding dengan
torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak, karena pegas torak sifatnya
elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding
silinder silinder. Pegas torak terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama.
Umumnya terbuat dari baja tuang spesial, yang tidak merusak dinding silinder.
Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis engine dan pada umunya 3
sampai 4 pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas torak mempunyai tiga peranan
yaitu :
1.
Mencegah kebocoran campuran udara dan bahan bakar dan gas pembakaran
yang melalui celah antara torak dan dinding silinder.
2.
Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk keruang bakar.
3.
Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu
medinginkan torak.
Pegas torak
terdiri dari dua jenis yaitu :
1.
Pegas kompresi
2.
Pegas pengontrol oli
2.
Batang Torak ( Connecting Rod )
Batang torak (
connecting rood ) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutya meneruskan
tenaga yang dihasilkan oleh torak ke pores engkol. Bagian ujung batang torak
yang berhubungan dengan pena torak sidebut small rod. Sedang yang lainnya yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada
kecepatan tinggi didalam big end, dan mengakibatkan temperature mejadi tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan
didalam big end. Metal harus dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli
dipercikan dari lubang oli kebagian dlam torak untuk mendinginkan torak.
3.
Pena Torak ( Piston Pin )
Pena torak
menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil ( small end ) pada batang
torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada batang torak. Pena
torak berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua
ujung ditahan oleh bussing pena torak ( piston pin boss ). Pada kedua ujung
pena ditahan oleh dua buah pegas pengunci 9 snap ring ). Pada engine dua langkah pena torak dilapisi
bantalan yang berupa bearing.
4.
Poros Engkol
( Crank Shaft )
Tenaga yang digunakan untuk menggerkan roda
kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar
pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang
torak serta berputar pda kecepatan tinggi. Dengan alasa tersebut poros engkol umumnya
dibuat dari baja carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yag tinggi.
5.
Mekanisme
Katup
Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau
tiga katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan
bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui
katup buang mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut mekanisme
katup. Mekanisme katup digerakan oleh poros bubungan atau disebut sebagai cam
shaft. Cam shaft berfungsi sebagai durasi pada timing pembakaran. Berikut
beberapa ini type mekainsme katup yang dibuat :
· Tipe Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high
reliability. Penempatan camshaftnya pada blok silinder, dibantu dengan
valve lifter dan push rod antara rocker arm.
· Tipe Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas
kepala silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui lifter
dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali
penggerak. Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak
menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak mnejadi
berkurang. Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup
membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan tinggi.
· Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada kepala
silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup buang. Pada
sistim ini ada yang menggunakan rocker arm dan ada juga yang tidak. Namun
kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat gerakannya jadi berkurang,
membuka dan menutupnya katup-katup mejadi lebih presisi pada saat putaran
tinggi. Kontruksi tipe ini
sangat rumit, tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan
SOHC.
6.
Roda Penerus ( Fly Weel )
Roda penerus dibuat
dari baja tuang denan mutu yang tinggi yan diikat oleh baut pada bagian
belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Poros
engkol menerima tenaga putar ( rotational force ) dari torak selama langkah usaha.
Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya
seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan.
Roda
penerus menyimpan tenaga putar ( inertia ) selama proses langkah lainya kecuali
langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal
ini menyebabkan engine berputar dengan lembut diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan.
BAGIAN – BAGIAN UTAMA MOTOR BAKAR
(BAGIAN YANG DIAM ( STATIS))
- Tutup Kepala Silinder ( Cylinder Head Cover )
Fungsi :
Ø
Untuk melindungi mekanisme katup yang selalu
bergerak
Ø
Untuk melindungi minyak pelumas agar tidak
menyiprat keluar sewaktu melumasi mekanisme katup
Bahan : paduan besi dan alumunium
- Kepala
Silinder ( Cylinder Head )
§ Kontruksinya
Kepala silinder
(cylinder head) ditempatkan di bagian atas silinder. Pada bagian bawah
silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus tahan
terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine bekerja. Oleh sebab
itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir
ini banyak engine yang kepala silindernya terbuaat dari paduan aluminium.
Kepala silinder yang terbuat dari paduan Aluminium memiliki kemampuan
pendingin lebih besar di Banding dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada
kepala silinder dilengkapi dengan mantel pendingin yang di aliri air pendingin
yang datang dari blok silinder untuk mendingin kan busi dan katup-katup.
§ Fungsi :
Ø Sebagai tutup silinder
Ø Bersama – sama silinder dan kepala torak membentuk ruang bakar
Ø Tempat kedudukan katup
Ø Tempat kedudukan poros nok
Ø Tempat dudukan saluran masuk dan saluran buang
Ø Tempat pemasangan busi pada motor Otto, dan injektor pada motor Diesel
Bahan : Besi tuang/ padun besi
pada alumunium
Cara pembutan : di–cor
atau di-tuang
- Blok
Silinder ( Cylinder Block )
·
Kontruksi
Blok silinder
merupakan inti dari pada engine, yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini
ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan alumunium. Seperti kita
ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efesiens di bandingkan dengan besi tuang. Blok silinder di lengkapi rangka pada
bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu
meradiasikan panas. Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung
silinder, yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak Turun- naik.
Silinder- silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang
dijamin oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok
silinder dan kepala silinder. Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder
dan poros enkol dan bak oil termasuk dalam crankcase. Poros blok silinder juga
diletakan dalam blok silinder, hanya pada tipe OHV ( over head valve ).
Pada engine yang moderen poros nok berada di dalam kepala silinder.
Silinder- silinder
dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket ) untuk membentu pendinginan.
Perlengkapan lainnya seperi tester, alternator, pompa bensin, distri butor di
pasangkan pada bagian samping blok silinder.
·
Fungsi :
Ø Tempat pemikul beban bagian - bagian motor yang lainnya
Ø Tempat kedudukan silinder
Ø Tempat keduukan poros engkol dan poros nok
Ø Tempat saluran minyak pelumas
Ø Tempat saluran air pandingin
Ø Tempat saluran bilas untuk motor 2 langkah
Bahan : Besi Tuang dan Paduan Besi -
Alumunium
Cara Pembuatan : dicor / dituang
Blok silinder harus memenuhi
persyaratan
Ø Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan
elatisitas pada bentuknya
Ø Ringan dan kuat
Ø Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan
yang merata
Ø Pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang
terpasang pada blok tersebut (misal poros engkol, kepala silinder).
·
Sifat Bahan
Besi Tuang
a.
Keuntungan :
Ø Tahan
terhadap tekanan
Ø Tahan
terhadap temperatur tinggi
Ø Dapat
meredam getaran
Ø Lebih
murah harganya
b.
Kerugian
Ø Untuk
ukuran yang sama lebih berat
Ø Mudah
retak bila terjadi perubahan secara drastis
·
Sifat Bahan
Paduan Besi Alumunium
a.
Keuntungan
Ø Utuk
ukuran yang sama lebih ringan
Ø Menambah
panas radiasi
Ø Tidak
mudah retak
Ø motor
mudah duhidupkan
b.
Kerugian :
Ø Mudah
memuai
Ø Jika
pengencangan baud tidak merata, akan terjadi kebengkokan
Ø Mahal
harganya
·
Pada Blok
Silinder ( Cylinder Block ) Terdapat :
Ø Silinder
Silinder
adalah bagian yang mmindahkan tenaga panas ke tenaga mekanik dan untuk tujuaan
ini torak menunjukan naik memadatkan gas. Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar
mungkin, di usahakan tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang
terbakar diantara torak dan silinder, juga gesekan dan keausan diushakan
sekecil mungkin, dengan adanya gerakan-gerakan meluncur
Bila engine
digunakan dalam waktu yang cukup lama, dinding silinder akan menjadi sesikit
aus, ini dapat diperbaiki dengan mengebor kembali dinding-dinding
silinder. Pekerjaan ini disebut mengebor kembali ( reboring ).
Silinder-silinder yang telah dibor memerlukan pemakian torak dengan ukuran yang
lebih besar ( oversize ), disebabkan bertambah besarnya diameter silinder.
Silinder harus memenuhi persyaratan
·
Sifat luncur yang baik pada permukaan lurusnya
dan tahan aus
·
Kuat terhadap tekanan tinggi
·
Tidak boleh mengalami perubahan bentuk akibat
waktu pemakaian yang lama
·
Konstruksi
silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
·
Mudah dioverhoul atau diganti.
Ø Pelapis Silinder ( cylinnder Line )
Bila dinding
silinder yang terbuat dari cast iron, telah menjadai aus, dan pengeboran
tak mungkin dapat dilakukan, maka silinder masih dapat diperbaiki dengan jalan
memasang pelapis silinder.
Blok
silinder terbuat dari paduaan aluminium dengan maksud mengurangi berat dan
menambah panas radiasi, blok silinder yang terbuat dari cast iron pada pelapis
silinder ini dapat dimasukan kedalam blok silinder. Keuntungan dari penggunaan
pelapis silinder, disebabakan bahan pelapis silinder mempunyai daya tahan
yang tinggi terhadap keausan, dan tidak memerlukan penggunaan torak oversize.
Terdapat 2 macam pelapis
silinder
1.
Pelapis
silinder model basah ( wet type liner )
Silinder
lengkap dapat diganti dengan pelapis selinder dan bagian luar pelapis silinder
ini merupakan mantel pendingin, yang mana pelapis silinder ini menerimia
pendinganan langsung.
2.
Pelapis
silinder model kering ( dry type liner )
Pelapis
silinder ini dimasukan kedalam blok silinder, setelah terlebih dahulu diameter
di cocokan dengan diameter luar pelapis silinder, dan pelapis silinder ini
tidak berhubungan langsung dengan air pendingin. Tebal pelapis silinder 2
sampai 4.
Ø
Banyaknya
Silinder
Engine ini dapat
kita golongkan dari banyaknya silinder. Engine dengan silinder tunggal dan
engine dengan silinder banyak. Pada umumya engine mobil dilengkapi lebih dari
satu silindr, jumlah silinder ini dari 2 sampi 12. pada umumya jumlah silinder
pada engine adalah genap, tetapi ada juga engine-engine khusus yang mempunyai
silinder berjumlah ganjil.
Pada umumnya di
bawah 1000 cc mempunyai 2 atu 4 silinder, dari 1000 cc sampai 1900 cc mempunyai
4 silinder, dari 2000 cc mempunyai 4 atau 6 silinder, dan dietas 2000 cc
mempunyai 6 atau 8 silinder.
Ø
Susunan
Silinder-Silinder
Silinder-Silinder
Tersusun Dalam Satu Garis Memanjang, Model V, Model Horizontal berlawanan letak
toraknya dan model horizontal. Selinder terbagi menjadi beberapa susunan yaitu
Model Satu Garis ( In- Line Type )
Silinder –
silinder disusun lurus dalam satu garis pada suatu balok silinder, biasanya
pada mesin - masin 4 silinder atau 6 silinder, yang mana silinder kesatunya
dihitung dari bagian depan engine dan silinder berikutnya disebut silinder
no.2. Mesi model ini adalah yang paling sederhana kontruksinya.
Model V ( V
Type )
Blok
silinder dibuat dalam bentuk V dan pada blok ini silinder - silinder tersusun
lurus pada kedua bagua blok silinder. Silinder- silinder yang ada pada kedua
belah pihak menghadap kearah poros engkol. 8 silinder terdiri dari 4
silinder deri tiap sisinya ( bank ) .
Mesin model
V mempunyai keuntungan antara laian putaran mesinnya rata ( balance ) dan
mempunyai ukuran dan bentuk yang cukup kecil.
Model
Horizontal Berlawanan Arah
Silinder-
silinder disusun horizonal dan toraknya berlawana arah satu sama lain. Model
ini banyak digunakan pada mesin – masin yang berpendinginan udara. Kebaikanya pada modal mesin
ini ialah rendah.
4.
Tempat
Penampung Minyak Pelumas ( Oil Pan )
Bagian bawah
dari pada blok silinder disebut bak engkol ( Crank-Case ). Bak oli ( oil pan )
dibaut pada bak engkol dengan diberi paking atau gasket. Bak oli dibuat dari
baja yang dicetak dengan dan dilengkapi dengan penyekat ( se parator ) untuk
menjag agar permuakan oli tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring.
Selain itu
dirancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah ( berubah
posisi permukaanya ) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin
bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli
( drain plug ) letaknya di bagiaan bawah bak oli dan fungsinya untuk
mengeluarkan oli bekas.
Fungsi Penampung Minyak Pelumas ( Oil
Pan )
Pada motor 4 langkah :
Ø Tempat penampungan minyak pelumas
Ø Sebagi pelindung lomponen bagian bawah motor yang
bergerek
Pada motor 2 langkah :
Ø Tempat sirkulasi campuran bahan bakar udara pada motor
Otto
Ø Tempat sirkulasi udara pada motor diesel, harus kedap
bocor
Ø Sebagai pelindung komponen bagian bawah motor yang
bergerak