Selasa, 14 Februari 2012

Belajar ilmu Otomotif dari IIM AL IMRON, S.Pd.I


sistem Pengapian (Ignition System)

Motor pembakaran dalam ( internal combustion engine ) menghasilan tenaga dengan jalan membakar cmpuran udara dan bahan bakar di dalam silinder . Pada motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan oleh tork di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar disemprotkan ke dala silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian pada auto mobil berfungsi unuk menaikkan tegangan bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan mempergunakan ignition col dan kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Sistem pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api.

Komponen sistim pengapian
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik

Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil.

Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik

Ignition Coil / Koil Pengapian

Ignition Coil :
Ignition Coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12V yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi ( 10 KV atau lebih ) untuk mengahasilkan oncatan bunag api yang kuat pada celah busi.Pada ignition coil , kumparan primer dan sekunder di gulung pada inti besi. Kumparan – kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan yang sanagt tinggi dengan cara induksi elektomagnet.

                      Kumparan Primer .
     - Menciptakan medan magnet
     - Penampang kawatnya besar
     - Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
                      Kumparan Sekunder.
    - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
    - Penampang kawat kecil
    - Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )

Ignition coil with resistor
Fungsi resistor :
            Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer.

Ada 2 type resistor :
  1. External resistor
  2. Internal resistor


Resistor
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.

Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.

Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Sudut pengapian :
·               Sudut putar cam distributor saat kontak pemutus mulai membuka 1 sampai kontak pemutus mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya 2
·                    Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

Sudut dweel ( dweel angle )
            Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( B )

Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
          Celah platina kecil
          Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
          Kemagnetan jenuh
          Platina panas
Sudut dwell kecil
         Celah platina lebar
         Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
         Kemagnetan tidak tercapai maksimum
         Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

Condensor
Fungsi condenser :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi

Governor advancer
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin

Distributor
Cam (nok)
Membuka breaker point ( platina ) pada sudut crankshaft ( poros engkol) yang tepat untuk masing-masing silinder

Breaker point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan ( cara ) induksi magnet listrik ( electromagnetic sistem ).

Capasitor / Condensor
Menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikkan tegangan coil sekunder.

Centrifugal Governor Advancer
Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.

Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang diahasilkan oleh ignition coil ke tiap – tiap busi.

Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tingi untuk masing-masing silinder.

Busi  / sprak plug
Arus listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga apidengan temperature timggi diantara elektroda tenagh dan masa dari busi untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah di kompresikan. Meskipun konstruksi dari busi sederhana,tetapi busi tersebut beroperasi pada kondisi yamg sangat berat. Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 200 derajat celcius selama langkah pembakaran,  Tetapi kemudian akan turun drastis pada langakah hisa karena didinginkan olaeh campuran bahan bakar dan udara . Perubahan sanagt cepat dari panas ke dingin tersebut terjadi berulang-ulangkal pada saat dua putaran poros engkol.

Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi

Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang  panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali membuang panas                  

Kondisisi busi
Kondisi Normal :
                     Isolator berwarna kuning atau coklat muda
                     Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu )

Kondisi Terbakar :
                     Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil    mengkilap yang menempel
                      Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
                     Campuran terlalu kurus
                      Knocking
                      Saat pengapian terlalu awal
                      Type busi terlalu panas

Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor,  warna coklat oli mesin
Penyebab :
                     Ring piston aus
               Bush penghantar katup / katup aus
                     Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )

Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
                      Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
                      Type busi terlalu dingin

Sistem starter
Pada motor starter umumnya dipergunakan elektromagnetik, yang terjadi pada field coil yang dirangkai secara seri dengan armature.

Karakteristik motor starter
        Makin besar arus yang dipergunakan motor,  makin besar torsi yang dibangkitkan
            Makin cepat berputarnya motor, makin besar gaya elektromotive yang dibangkitkan armature, tetapi semakin kecil arus yang mengalir.

Motor starter konvensional
Terdiri dari :
           Yoke             : untuk menopang pole core.
           Pole core       : untuk menopang field dan memperkuat medan magnet.
           Field coil       : untuk membangkitkan medan magnet.

 Armature
Fungsi dari armature adalah untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik ( gerak putar ).

Brush holder dan brush negatif
Fungsi :
                     Sebagai pemegang brush.
                     Brush negatif untuk meneruskan arus dari armature koil ke massa.

Starter clutch ( overrunning clutch )
Fungsi :
                     Meneruskan putaran armature ke ring gear flywheel.
                     Mencegah terjadinya perpindahan putaran dari mesin ke armature

Cara kerja starter clutch ( overrunning clutch )
Pada saat start :
Jika outer race berputar lebih cepat dari inner race, maka roller akan terdorong oleh pegas ke sisi yang sempit, akibatnya inner race ikut berputar.

Setelah mesin hidup :
Jika inner race berputar lebih cepat dari outer race ( karena terbawa oleh putaran fly wheel ), roller akan terbawa ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ), akibatnya inner race tidak berhubungan dengan outer race.

Magnetic switch
Fungsi :
         Mendorong pinion gear agar dapat berhubungan dengan fly wheel dan memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor stater.
Klasifikasi Motor Bakar
Motor Bakar

Motor bakar adalah suatu pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada motor itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
- motor pembakaran luar dan
- motor pembakaran dalam.

Jenis
Jenis bahan bakar
Gerak
Daya
Mesin*
Penggunaannya
yang khas
Status
(Tahun 1970)




Motor pembakaran dalam (‘internal combustion engine)
Motor bensin
Translasi,rotasi (motor wingkel)
K&S
Kendaraan darat,
Kapal laut kecil, industri,pesawat terbang
Aktif
Motor solar
Translasi
K&S
Kendaraan darat, industri,Lokomotif,
Kapal laut, Pusat tenaga listrik
Aktif
Motor gas
Translasi
K&S
Industr,pusat tenaga listrik
Aktif
Turbin gas
Rotasi
S&B
Pusat tenaga lisrtik,pesawat terbang
Aktif
Propulsi pancar gas
Rotasi
S&B
Pesawat terbang
Aktif

Keterangan :
     *K              = Kecil,di bawah 1000 kW
 S  = Sedang,antara 1000. 10 000 kW
 B  = Besar, di atas 10 000 kW

1. Motor pembakaran dalam

Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam motor itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik.

A  Prinsip Kerja Motor Otto
Pada motor otto, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap.
Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam silinder, sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari dalam silinder inilah yang disebut dengan “siklus motor”.
Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
 1. Motor Otto 4 Langkah
Torak bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh torak tersebut disebut titik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke). Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu gerakan yaitu langkah penghisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah pembuangan.

 2. Motor Otto 2 Langkah
Setelah kita mengetahui langkah kerja motor bensin 4 tak, kali ini kita akan membahas langkah kerja motor bensin 2 tak. Jadi dalam motor bensin 2 tak, piston melakukan 2 kali langkah kerja dalam 1 kali langkah usaha.
B. Prinsip Kerja Motor Diesel

Pada motor diesel, solar dibakar oleh panas udara yang bertekanan tinggi. Energy ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik.prinsip kerja motor diesel dapat dijelaskan sebagai berikut: udara di isap masuk ke dalam silinder,dimampatkan oleh gerak naik turun torak, karena udara bertekanan sudah menghasilkan panas yang tinggi, bahan bakar dapat terbakar dengan menginjeksikannya  keudara yang didalam silinder.yang mana dengan terbakarnya gas gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol.
BAGIAN – BAGIAN UTAMA MOTOR BAKAR (BAGIAN YANG BERGERAK ( DINAMIS))

Bagian komponen utama motor bakar yang dinamis adalah bagian komponen yang melakukan gerakan mekanik yang berupa gerakan translasi mapun rotasi dimana gerakan ini timbul dari hasil reaksi pembakaran dalam silinder kerja. Bagian komponen utama motor yang dinamis ini berlaku dalam semua pesawat kerja.. Adapun bagian komponen utama motor bakar yang dinamis ini antara lain : 
1.      Torak
Torak bergerak naik turun didalam silinder untuk langkah hisap, kompressi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutarkan poros engkol melalui batang torak ( connetcting rod ). Torak terus menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga hartus dapat tahan saat engine beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan material lainya.
Pada saat torak menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan bertmbah. Hal ini menyabakan adanya gaya gesek besar yang dapat merusak dinding silinder sehingga kinerja engine menjadi berkurang dan menyebabkan over heating. Untuk mencegah hal ini pada engine harus ada semacam celah yaitu jarak yang tersedia untuk temperatur ruang yaitu kurang lebih 25º antara torak dan silinder. Jarak ini disebut piston clearance.celah ini bervariasi dan ini tergantung dari model enginenya, dan pda umumnya antara 0,02-0,12 mm.
Pada torak terdapat pegas torak ( ring piston ) yang dipasang dalam alur ring ( ring groove ) pada torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar dibanding  dengan torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak, karena pegas torak sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder silinder. Pegas torak terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya terbuat dari baja tuang spesial, yang tidak merusak dinding silinder. Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis engine dan pada umunya 3 sampai 4 pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas torak mempunyai tiga peranan yaitu :
1.      Mencegah kebocoran campuran udara dan bahan bakar dan gas pembakaran yang melalui celah antara torak dan dinding silinder.
2.      Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk keruang bakar.
3.      Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu medinginkan torak.
Pegas torak terdiri dari dua jenis yaitu :
1.      Pegas kompresi 
2.      Pegas pengontrol oli

2.      Batang Torak ( Connecting Rod ) 
Batang torak ( connecting rood ) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke pores engkol. Bagian ujung batang torak yang berhubungan dengan pena torak sidebut small rod. Sedang yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi didalam big end, dan mengakibatkan temperature mejadi tinggi. Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan didalam big end. Metal harus dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli dipercikan dari lubang oli kebagian dlam torak untuk mendinginkan torak.

3.      Pena Torak ( Piston Pin )
Pena torak menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil ( small end ) pada batang torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada batang torak. Pena torak berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bussing pena torak ( piston pin boss ). Pada kedua ujung pena ditahan oleh dua buah pegas pengunci 9 snap ring ). Pada engine dua langkah pena torak dilapisi bantalan yang berupa bearing.
4.      Poros Engkol ( Crank Shaft )
Tenaga yang digunakan untuk menggerkan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pda kecepatan tinggi. Dengan alasa tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yag tinggi.

5.      Mekanisme Katup
Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau tiga katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut mekanisme katup. Mekanisme katup digerakan oleh poros bubungan atau disebut sebagai cam shaft. Cam shaft berfungsi sebagai durasi pada timing pembakaran. Berikut beberapa ini type mekainsme katup yang dibuat :
·         Tipe Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high reliability. Penempatan camshaftnya  pada blok silinder, dibantu dengan valve lifter dan push rod antara rocker arm.
·         Tipe Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas kepala silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui lifter dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak. Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak mnejadi berkurang. Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan tinggi.
·         Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada kepala silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup buang. Pada sistim ini ada yang menggunakan rocker arm dan ada juga yang tidak. Namun kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat gerakannya jadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup mejadi lebih presisi pada saat putaran tinggi. Kontruksi tipe ini sangat rumit, tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan SOHC.      

6.      Roda Penerus ( Fly Weel )
Roda penerus dibuat dari baja tuang denan mutu yang tinggi yan diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar ( rotational force ) dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan.
Roda penerus menyimpan tenaga putar ( inertia ) selama proses langkah lainya kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan engine berputar dengan lembut diakibatkan getaran tenaga yang dihasilkan. 

BAGIAN – BAGIAN UTAMA MOTOR BAKAR (BAGIAN YANG DIAM ( STATIS))

  1. Tutup Kepala Silinder ( Cylinder Head Cover )
Fungsi :
Ø    Untuk melindungi mekanisme katup yang selalu bergerak
Ø    Untuk melindungi minyak pelumas agar tidak menyiprat keluar sewaktu melumasi mekanisme katup
Bahan : paduan besi dan alumunium

  1. Kepala Silinder ( Cylinder Head )
§     Kontruksinya
Kepala silinder (cylinder head) ditempatkan  di bagian atas silinder. Pada bagian bawah silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir ini banyak engine yang kepala silindernya terbuaat dari paduan aluminium. Kepala silinder yang terbuat dari  paduan Aluminium memiliki kemampuan pendingin lebih besar di Banding dengan yang terbuat dari besi tuang. Pada kepala silinder dilengkapi dengan mantel pendingin yang di aliri air pendingin yang datang dari blok silinder untuk mendingin kan busi dan katup-katup.
§     Fungsi :
Ø    Sebagai tutup silinder
Ø    Bersama – sama silinder dan kepala torak membentuk ruang bakar
Ø    Tempat kedudukan katup
Ø    Tempat kedudukan poros nok 
Ø    Tempat dudukan saluran masuk dan saluran buang
Ø    Tempat pemasangan busi pada motor Otto, dan injektor pada motor Diesel
Bahan : Besi  tuang/ padun besi pada alumunium
Cara pembutan : di–cor atau di-tuang

  1. Blok Silinder ( Cylinder Block )
·         Kontruksi
Blok silinder merupakan inti dari pada engine, yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan alumunium. Seperti kita ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan  panas yang lebih efesiens di bandingkan dengan besi tuang. Blok silinder di lengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan  kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas. Blok silinder terdiri dari beberapa lubang  tabung silinder, yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak  Turun- naik. Silinder- silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin  oleh gasket  kepala silinder yang letaknya  antara blok silinder dan kepala silinder. Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder dan poros enkol dan bak oil termasuk dalam crankcase. Poros blok silinder juga diletakan dalam blok silinder, hanya pada tipe OHV ( over head valve ). Pada  engine yang moderen poros nok berada di dalam kepala silinder.
Silinder- silinder dikelilingi oleh mantel pendingin (water jacket ) untuk membentu pendinginan. Perlengkapan lainnya seperi tester, alternator, pompa bensin, distri butor di pasangkan pada bagian samping blok silinder.

·                     Fungsi :
Ø    Tempat pemikul beban bagian - bagian  motor yang lainnya
Ø    Tempat kedudukan silinder
Ø    Tempat keduukan poros engkol dan poros nok
Ø    Tempat saluran minyak pelumas
Ø    Tempat saluran air pandingin
Ø    Tempat saluran bilas untuk motor 2 langkah
Bahan : Besi Tuang dan Paduan Besi - Alumunium
Cara Pembuatan : dicor / dituang
Blok silinder harus memenuhi persyaratan
Ø     Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elatisitas pada bentuknya
Ø     Ringan dan kuat
Ø     Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
Ø     Pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang pada blok tersebut (misal poros engkol, kepala silinder).
·                     Sifat Bahan Besi Tuang
a.                   Keuntungan :
Ø  Tahan terhadap tekanan
Ø  Tahan terhadap temperatur tinggi
Ø  Dapat meredam getaran
Ø  Lebih murah harganya

b.                  Kerugian
Ø  Untuk ukuran yang sama lebih berat
Ø  Mudah retak bila terjadi perubahan secara drastis

·                     Sifat Bahan Paduan Besi Alumunium
a.                   Keuntungan
Ø  Utuk ukuran yang sama lebih ringan
Ø  Menambah panas radiasi
Ø  Tidak mudah retak
Ø  motor mudah duhidupkan

b.                  Kerugian :
Ø  Mudah memuai
Ø  Jika pengencangan baud tidak merata, akan terjadi kebengkokan
Ø  Mahal harganya

·                     Pada Blok Silinder ( Cylinder Block ) Terdapat :
Ø    Silinder
Silinder adalah bagian yang mmindahkan tenaga panas ke tenaga mekanik dan untuk tujuaan ini torak menunjukan naik memadatkan gas. Untuk memperoleh tenaga mesin sebesar mungkin, di usahakan tidak terdapat kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang terbakar diantara torak dan silinder, juga gesekan dan keausan diushakan sekecil mungkin, dengan adanya gerakan-gerakan meluncur
Bila engine digunakan dalam waktu yang cukup lama, dinding silinder akan menjadi sesikit aus, ini dapat diperbaiki dengan  mengebor kembali dinding-dinding silinder. Pekerjaan ini disebut mengebor kembali ( reboring ). Silinder-silinder yang telah dibor memerlukan pemakian torak dengan ukuran yang lebih besar ( oversize ), disebabkan bertambah besarnya diameter silinder.
Silinder harus memenuhi persyaratan
·                     Sifat luncur yang baik pada permukaan lurusnya dan tahan aus
·                     Kuat terhadap tekanan tinggi
·                     Tidak boleh mengalami perubahan bentuk akibat waktu pemakaian yang lama
·                     Konstruksi silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
·                     Mudah dioverhoul atau diganti.
Ø    Pelapis Silinder ( cylinnder Line )
Bila dinding silinder yang terbuat dari cast iron, telah  menjadai aus, dan pengeboran tak mungkin dapat dilakukan, maka silinder masih dapat diperbaiki dengan jalan memasang pelapis silinder. 
Blok silinder terbuat dari paduaan aluminium dengan maksud mengurangi berat dan menambah panas radiasi, blok silinder yang terbuat dari cast iron pada pelapis silinder ini dapat dimasukan kedalam blok silinder. Keuntungan dari penggunaan pelapis  silinder, disebabakan bahan pelapis silinder mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap keausan, dan tidak memerlukan penggunaan torak oversize.

Terdapat 2 macam pelapis silinder
1.                  Pelapis silinder model basah ( wet type liner )
Silinder lengkap dapat diganti dengan pelapis selinder dan bagian luar pelapis silinder ini merupakan mantel pendingin, yang mana pelapis silinder ini menerimia pendinganan langsung.

2.                  Pelapis silinder model kering ( dry type liner )
Pelapis silinder ini dimasukan kedalam blok silinder, setelah terlebih dahulu diameter di cocokan dengan diameter luar pelapis silinder, dan pelapis silinder ini tidak berhubungan langsung dengan air pendingin. Tebal pelapis silinder 2 sampai 4.

Ø            Banyaknya Silinder
Engine ini dapat kita golongkan dari banyaknya silinder. Engine dengan silinder tunggal dan engine dengan silinder banyak. Pada umumya engine mobil dilengkapi lebih dari satu silindr, jumlah silinder ini dari 2 sampi 12. pada umumya jumlah silinder pada engine adalah genap, tetapi ada juga engine-engine khusus yang mempunyai silinder berjumlah ganjil.
Pada umumnya di bawah 1000 cc mempunyai 2 atu 4 silinder, dari 1000 cc sampai 1900 cc mempunyai 4 silinder, dari 2000 cc mempunyai 4 atau 6 silinder, dan dietas 2000 cc mempunyai 6 atau 8 silinder.

Ø            Susunan Silinder-Silinder
Silinder-Silinder Tersusun Dalam Satu Garis Memanjang, Model V, Model Horizontal berlawanan letak toraknya dan model horizontal. Selinder terbagi menjadi beberapa susunan yaitu

 Model Satu Garis ( In- Line Type )
Silinder – silinder disusun lurus dalam satu garis pada suatu balok silinder, biasanya pada mesin - masin 4 silinder atau 6 silinder, yang mana silinder kesatunya dihitung dari bagian depan engine dan silinder berikutnya disebut silinder no.2. Mesi model ini adalah yang paling sederhana kontruksinya.

 Model V ( V Type )
Blok silinder dibuat dalam bentuk V dan pada blok ini silinder - silinder tersusun lurus pada kedua bagua blok silinder. Silinder- silinder yang ada pada kedua belah pihak menghadap kearah poros engkol. 8 silinder terdiri dari 4 silinder  deri tiap sisinya ( bank ) .
Mesin model V mempunyai keuntungan antara laian putaran mesinnya rata ( balance ) dan mempunyai ukuran dan bentuk yang cukup kecil.

 Model Horizontal Berlawanan Arah
Silinder- silinder disusun horizonal dan toraknya berlawana arah satu sama lain. Model ini banyak digunakan pada mesin – masin yang berpendinginan udara. Kebaikanya pada modal mesin ini ialah rendah.
 
4.                  Tempat Penampung Minyak Pelumas ( Oil Pan )
Bagian bawah dari pada blok silinder disebut bak engkol ( Crank-Case ). Bak oli ( oil pan ) dibaut pada bak engkol dengan diberi paking atau gasket. Bak oli dibuat dari baja yang dicetak dengan dan dilengkapi dengan penyekat ( se parator ) untuk menjag agar permuakan oli tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring.
Selain itu dirancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah  ( berubah posisi permukaanya ) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli ( drain plug ) letaknya di bagiaan bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli bekas.

Fungsi Penampung Minyak Pelumas ( Oil Pan )
    
Pada motor 4 langkah :
Ø    Tempat penampungan minyak pelumas
Ø    Sebagi pelindung lomponen bagian bawah motor yang bergerek

Pada motor 2 langkah :
Ø    Tempat sirkulasi campuran bahan bakar udara pada motor Otto
Ø    Tempat sirkulasi udara pada motor diesel, harus kedap bocor
Ø    Sebagai pelindung komponen bagian bawah motor yang bergerak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar